Miris! Bukan hanya polisi gadungan atau tentara gadungan
saja yang sering tertangkap basah saat melancarkan modus liciknya. Pengemis
atau gelandangan jalanan yang sering kita temui pun banyak yang palsu alias
gadungan. Dengan memanfaatkan kebaikan, rasa iba dan simpatik orang lain yang
kasihan dengan kondisi mereka hingga profesi ini membuat mereka 'betah' untuk
terus menggelutinya. Menyikapi fenomena tersebut banyak masyarakat yang merasa
tertipu hingga akhirnya membuat gerakan stop memberi uang kepada pengemis dan
anak jalanan. Mungkin alasan mereka ada benarnya juga, karena muak dengan
kelakuan dan tipu daya para pengemis gadungan ini yang berpura-pura miskin,
sakit, cacat tubuh padahal kesehatan mereka normal-normal saja.
Dan gilanya uang yang mereka dapatkan dari hasil mengemis
selama seminggu bisa melebihi gaji sebulan dari seorang pekerja kantoran.
Bahkan seorang pengemis terkaya di Indonesia asal
Surabaya
berinisial nama samaran Cak To, mengaku bisa memiliki beberapa mobil, 4
rumah besar hanya dari bekal mengemis. Okrey kembali ke topik, ingin tahu
seperti apakah 7 modus
licik pengemis gadungan di Jakarta ? Simak berikut ini:
1. Pengemis Kaya Pura-pura Hamil
Cara apapun dihalalkan agar mendapatkan uang dari orang yang
merasa iba seperti modus pengemis wanita yang pura-pura hamil. Duduk
diperempatan jalan raya yang ramai dengan kemacetan lalu lintas. Terkadang kita
juga dapat menemuinya dipinggir jalan. Banyak masyarakat mengeluh melihat
pemandangan dramatis dari pengemis yang ‘sedang hamil’ hingga mereka membuat
pengaduan ke suku dinas pemda setempat.
Namun setelah petugas datang menjemput pengemis wanita yang
sedang hamil itu, ternyata setelah diperiksa perutnya yang buncit hanyalah
sebuah bantal yang sengaja diganjal. Fenomena pengemis hamil ini sudah beberapa
kali ditemukan, yang pertama di perempatan lapangan banteng arah senen, dan
dikawasan mampang prapatan. Mereka selalu berbohong kepada orang-orang yang iba
dengan kondisi mereka dan mengatakan, terpaksa mengemis karena sebentar lagi
sudah waktunya akan melahirkan dan tidak memiliki uang untuk perawatannya.
Contoh kasus yang terbongkar adalah pada seorang pengemis
wanita hamil yang bernama Putri Handayani, hanya dalam 1 bulan ramadhan saja ia
berhasil mendapatkan uang sebanyak 5 juta rupiah plus perhiasan emas seberat 30
gram senilai 30 juta. Modus licik pura-pura hamilnya ketahuan saat dirinya
terjaring razia oleh petugas dari suku dinas sosial jakarta timur. Dan ketika digeledah perut
hamilnya itu hanyalah sebuah lipatan kain.
2. Berpura-pura Buta
Modus pengemis gadungan yang kedua ini sepertinya sudah
terlalu mainstream dengan berpura-pura buta. Biasanya sang pengemis ini ketika
sedang menjalankan aksinya akan selalu ditemani seorang pria atau wanita yang
selalu mendampinginya. Ciri khas pengemis buta ini jarang sekali mangkal,
mereka lebih suka berpindah-pindah tempat.
3. Manusia Gerobak Musiman
Sudah gak aneh jika selama bulan puasa sampai mendekati hari
H Lebaran mudah sekali menjumpai kerumunan pemulung dan manusia gerobak di
hampir tiap pinggiran jalan, uniknya jarak antara satu dengan yang lain hanya
beberapa puluh meter. Tahukah kamu, fakta bahwa manusia gerobak asli yang
benar-benar mencari nafkah lewat mencari kardus bekas dan mengumpulkan sampah
botol plastik hanya sedikit, bahkan sebagian dari mereka sudah balik ke
kampungnya masing-masing untuk merayakan lebaran.
Jadi manusia gerobak yang selama ini duduk mejeng terkadang
tiduran sambil menunggu sumbangan, hanyalah para pengemis gadungan. Ini bukan
Fitnah, coba saja lihat setelah hari Lebaran masih adakah mereka ditempat
mangkalnya. Seorang pemulung asli selalu mempunyai lapak tempat ia mengumpulkan
hasil barang buruannya. Jika ia pergi berkeliling pasti ia akan balik lagi ke
tempat lapak miliknya.
4. Membawa nenek sakit
Entah nenek gayung siapa yang dibawa. Yang pasti dalam
setiap aksinya tim pengemis ini selalu membawa nenek-nenek yang didandani
seolah-olah sedang mengalami sakit berat, tiduran dijalanan sepanjang hari.
Fenomena pengemis nenek tua ini seringkali muncul disaat menjelang bulan
ramadhan.
5. Gelandangan Kaki Buntung
Dinas sosial DKI Jakarta telah berhasil membongkar modus
gelandangan ber kaki buntung yang seringkali beraksi di jalan raya gunung
sahari, Jakarta .
Saat di Interogasi, Aris Stianto pemuda 27 tahun asli Boyolali ini diketahui
bahwa kakinya tidak buntung sama sekali. Aris mempraktekkan modus curang kepada
para petugas bagaimana ia bisa menyembunyikan kakinya tanpa dicurigai oleh
orang.
Ternyata Bagian kaki yang seolah-olah buntung tersebut hanya
ia tekut/lipat ke belakang saja dan tentunya tertutup oleh bahan celana.
6. Modus Licik membuat Luka Borok Palsu
Hati siapa yang tak iba saat melihat seseorang tergeletak
dijalanan sambil memperlihatkan luka boroknya yang sudah membusuk. Anehnya
meski terlihat parah, saban hari bukannya orang tersebut pergi berobat kerumah
sakit malahan tetap mangkal dijalanan sambil terus mengemis. Bukankah ada
pengobatan gratis dari pemerintah bagi masyarakat miskin? Namanya juga modus,
kalau gak kreatif ya gak dapat duit ujar sang pengemis gadungan. Lalu,
bagaimana cara ia membuat koreng/borok palsu ?
Ternyata cukup sederhana dengan menggunakan bahan terasi
yang dicampur dengan obat merah. Ini adalah teknik terbaru mengelabui orang,
bila dulunya mereka menggunakan lem uhu, tape atau aibon dirasa kurang efektif
sebab tidak ada lalat yang menghampiri luka tersebut. Dengan campuran terasi
inilah sudah dipastikan lalat akan laris mengerubuti borok palsu sang pengemis
gadungan. Sahabat kejadiananeh.com, salah satu caranya membuat koreng palsu
tapi bukan menggunakan terasi seperti foto yang saya sertakan diatas.
Efeknya sudah dapat kita tebak, banyak orang yang merasa
kasihan hingga tak segan untuk memberikan uang lembaran puluhan sampai 50
ribuan dan bukan seribuan lagi seperti yang biasa diberikan kepada pengemis
level bawah. Harapan orang-orang yang kasih duit ini sebenarnya klise, semoga
saja uangnya dipakai untuk pergi berobat padahal, kamu tahu sendirikan
jawabannya mereka ketipu mentah-mentah.
7. Modus Pengemis Gadungan dengan Menyewa anak
bayi/anak kecil
Sahabat kejadiananeh.com sudah menjadi faktor bawaan dari
manusia sejahat apapun orangnya bila melihat anak kecil kelaparan atau sengsara
pasti tak tega untuk melihatnya. Itulah sebabnya seorang penjahat sekalipun
tidak pernah menginginkan anaknya menjadi penjahat seperti dirinya. Woke udah
dulu ngebacodnya!.
Fenomena bayi sewaan untuk dibawa serta mengemis sangat
banyak sekali ditemukan, khususnya di Ibu kota Jakarta . Seakan menjadi
daya magic, "bayi sewaan pengemis" ini sangat ampuh membuat
iba hati orang-orang sehingga tanpa ragu mereka mau memberikan uang. Tak
jarang, para pengemis gadungan ini juga berbuat kejam, mencubit ataupun memukul
pantat sang bayi agar menangis keras sehingga semakin menambah keibaan.
Seperti Sutinah, nama pengemis gadungan di Jakarta yang
pernah menggunakan modus bayi sewaan bercerita saat ia ditangkap oleh satpol
PP. Dirinya berkata jika ia hanya mengemis seorang diri hanya bisa mendapatkan
uang sebesar 80 sampai 100 ribu dalam sehari. Namun jika ia membawa bayi milik
tetangganya ia bisa mendapatkan uang paling sedikit dalam sehari sebesar 350
ribu.
Bahkan ketika ia sedang mengemis di bulan puasa ia bisa
mengantongi uang 900 ribu dalam sehari dan paling sedikit 750 hanya sehari
saja, luar biasa bukan betapa kejamnya mereka demi mendapatkan uang instan
tanpa perduli dengan nasib bayi-bayi malang tersebut, kepanasan atapun
kehujanan. Sahabat kejadiananeh.com berbagi kepada sesama, kepada orang-orang
yang kekurangan memang menjadi perbuatan baik yang luar biasa.
Tapi sayangnya rasa iba dan kepedulian kita seringkali
dimanfaatkan oleh pengemis-pengemis gadungan seperti diatas. Imbasnya, kita
tidak mampu membedakan mana pengemis yang palsu dan mana pengemis asli, yang
benar-benar membutuhkan bantuan dan uluran tangan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar